Jumat, 24 Januari 2014

AGEN PELAYARAN KAPAL (KEAGENAN)



                                                                                                                                                                      Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber

PERUSAHAAN PELAYARAN

Pengertian   Perusahaan   Perkapalan   terdapat   dalam   pasal   323 sampai 340f KUHD, ada 24 buah pasal. Perusahaan Pelayaran (Rederij) adalah suatu badan      yang menjalankan perusahaan dengan cara mengoperasikan  kapal  atau  usaha  lain  yang  erat hubungannya  dengan kapal.
1). Syarat Perusahaan Pelayaran
Dalam  Pasal  15  Peraturan  Pemerintah  Nomor  2  tahun  1969 tentang  Perhubungan  laut  yang  berisi  ketentuan  mengenai  perusahaan pelayaran harus memenuhi syarat-syarat:
  merupakan perusahaan pelayaran milik negara.
merupakan  perusahaan  milik  pemerintah  daerah  sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
merupakan badan hukum berbentuk perseroan terbatas.
. memiliki  satuan-satuan  kapal  lebih  dari  satu  unit  dengan jumlah  minimal  3.000  m3  isi  kotor  dengan  memperhatikan syarat-syarat teknis/nautus perhitungan untung rugi.
  tersedianya modal kerja yang cukup untuk kelancaran usaha
. melaksanakan kebijaksanaan angkutan laut nusantara
Bila  persyaratan  sebagaimana  tersebut  diatas  sudah  dipenuhi, maka perusahaan pelayaran dikenai kewajiban-kewajiban antara lain:
melaksanakan   ketentuan   yang   ditetapkan   dalam   surat perjanjian.
 mengumumkan kepada umum mengenai peraturan perjanjian kapal, tarif dan syarat-syarat pengangkutan.
menerima pengangkutan penumpang, barang, hewan, dan pos satu dan yang lain sesuai dengan persyaratan teknis kapal.
memberikan  prioritas  kepada  pengangkutan  barang-barang sandang pangan lain sesuai dengan persyaratan teknis bahan- bahan industri dan eksport.
 memberitahukan  kepada  pejabat  yang  ditunjuk  oleh  menteri Perhubungan, tarif pengangkutan  yang dipergunakan, manifest dan keanggotaan Conference atau bentuk kerjasama lainnya. Dan lain-lain.
2). Jenis-jenis Pelayaran
Menurut  Pasal  5  Peraturan  Pemerintah  Nomor  2  Tahun  1969, jenis-jenis pelayaran dibagi dalam 3 kelompok, antara lain:
(1). Pelayaran dalam negeri
a. Pelayaran  nusantara,  yaitu  pelayaran  antar  pulau  antar pelabuhan Indonesia tanpa memandang jurusan.
b. Pelayaran lokal atau pelayaran jurusan tetap, yaitu bertugas menunjang kegiatan pelayaran nusantara dan pelayaran luar negeri, dengan menggunakan kapal-kapal di bawah tonase
175 BRT.
c. Pelayaran   rakyat,   yaitu   pelayaran   nusantara   dengan menggunakan perahu layar tradisional
d. Pelayaran penundaan laut, yaitu pelayaran nusantara dengan menggunakan  tongkang-tongkang  yang  ditarik  oleh  kapal- kapal tunda (tugboat).
(2). Pelayaran luar negeri
a. Pelayaran  samudra  dekat,  yaitu  pelayaran  ke  pelabuhan- pelabuhan  negara  tetangga  yang  tidak  lebih  dari  3000  mil laut  dari  pelabuhan  terluar  Indonesia  (tanpa  memandang jurusan).
b. Pelayaran samudra, yaitu pelayaran dari dan ke luar negeri yang bukan pelayaran samudra dekat.
(3). Pelayaran  khusus,  yaitu  merupakan  pelayaran  dalam  dan  luar negeri  dengan  menggunakan  kapal-kapal  pengangkut  khusus untuk  pengangkutan  hasil  industri,  pertambangan  dan  hasil- hasil  usaha  lainnya  yang  bersifat  khusus.  Misalnya:  minyak bumi, batu bara.
Nahkoda
Ketentuan Pasal 341 dan Pasal 377 KUHD menyebutkan bahwa nahkoda adalah Pemimpin kapal, yaitu seorang tenaga kerja yang telah menandatangani   perjanjian   kerja   laut   dengan   perusahaan   pelayaran sebagai nahkoda, yang memenuhi syarat dan tercantum dalam sijil anak buah       kapal       sebagai     nahkoda             ditandatangani     dengan         mutasi  dari perusahaan   dan   pencantuman   namanya   dalam   surat   laut.   (Djoko Triyanto,   2005:32).   Dalam   menjalankan   tugasnya   sehari-hari   diatas kapal mempunyai jabatan penting:
1). Nahkoda sebagai Pemimpin kapal
Tugasnya selaku pemimpin kapal, mengandung arti nahkoda merupakan  pemimpin  tertinggi  dalam  mengelola,  melayarkan  dan mengarahkan kapal tersebut. Demikian pula, setiap anak buah kapal akan  turun  ke  darat  bila  kapal  sedang  berlabuh,  maka  ia  harus meminta  ijin  lebih  dahulu  kepada  nahkoda,  dan  jika  ijin  tersebut ditolaknya,  maka  nahkoda  harus  menulis  dalam  buku  harian  kapal dengan  alasan  yang  cukup  sebagaimana  ditentukan  pada  pasal  385 KUHD.  Selain  itu  nahkoda  harus  melayarkan  kapalnya  dari  suatu tempat  ke  tempat  lain  dengan  aman,  tepat  waktu,  praktis,  dan selamat.
2). Nahkoda sebagai pemegang kewibawaan umum
· kewibawaan  terhadap  semua  pelayar,  artinya  :  semua orang  yang  berada  di  kapal,  wajib  menuruti  perintah- perintah   nahkoda   guna   kepentingan   keselamatan   atau ketertiban umum.
· kewibawaan  disiplin  terhadap  anak  buah  kapal,  artinya  :
para awak kapal berada dibawah perintah nahkoda.
3). Nahkoda sebagai jaksa atau abdi hukum.
Di  tengah  laut  nahkoda  wajib  menyelidiki  atau  mengusut kejahatan yang terjadi di dalam kapalnya :
· mengumpulkan  bahan-bahan  mengenai  peristiwa  yang terjadi.
· menyita barang-barang yang dipakai dalam peristiwa itu
· mendengar  para  tertuduh  dan  saksi  dan  membuat  berita acara keterangannya.
· mengambil     tindakan    terhadap     tertuduh,    menurut kebutuhan.       Misal:  mengasingkannya  ( menutup )  di dalam kamar tutupan.
· menyerahkan   tertuduh   dengan   bahan-bahannya   kepada Pengadilan negeri di pelabuhan pertama yang disinggahi. Nahkoda wajib pula mencatat peristiwanya dan tindakan- tindakan yang telah diambilnya di dalam daftar hukuman.
4). Nahkoda sebagai pegawai catatan sipil
Apabila  selama  dalam  pelayaran  ada  seseorang  anak  lahir atau seseorang meninggal di kapal, nahkoda harus membuatkan akta- akta pencatatan sipil yang bersangkutan di dalam buku harian kapal.
a.  Pada kelahiran
Apabila ada seorang anak lahir, nahkoda harus membuat akta kelahiran di dalam buku harian kapal, dalam waktu 24 jam, dengan dihadiri oleh si ayah dan dua orang saksi. b.  Pada Kematian Apabila ada seorang meninggal dunia di kapal, nahkoda harus  membuat  akta  kematian  juga  dalam waktu  24  jam dengan  dihadiri  pula  oleh  dua  orang  saksi.  Sebab-sebab kematian   tidak   boleh  disebut  dalam   akta   itu,   tetapi nahkoda  wajib  mencatat  di  dalam  buku  hariannya.  Jika ada  seseorang yang  jatuh  di  laut  maka  nahkoda  tidak selalu   membuat   akta   kematian,   berhubungan  dengan kemungkinan  si  korban  akan  mencapai  kapal  lain  atau daratan.  Dalam  hal  sebaliknya, nahkoda  harus  membuat akta tersebut serta menyebutkannya dengan jelas di dalam buku  harian  kapal,  mengenai  tempat  dimana  kecelakaan itu  terjadi,  keadaan  cuaca,  berapa  lama  telah  dicari,  ada kapal lain di dekatnya, dan sebagainya.
5). Nahkoda sebagai notaris
Dalam pasal 947, 950 dan 952 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPerdata) menyebutkan bahwa, bilamana nahkoda dapat bertindak sebagai notaris dalam pembuatan surat wasiat seseorang di atas kapal. Surat warisan itu kemudian ditandatangani oleh pewaris yang ada, nahkoda dan dua orang saksi. Pembuatan  surat  wasiat  tersebut  didasarkan  atas  keadaan yang   tidak   dimungkinkan   si   pewaris   menemui   pejabat   yang berwenang.Surat  wasiat  hanyalah  berlaku  sementara  waktu  saja,  sebab apabila  si  pewaris  itu  meninggal  dunia  lebih  dari  6  bulan  setelah pembuatan surat wasiat itu, maka surat itu tidak berlaku lagi.
Pengusaha Kapal
Pengusaha  kapal  (Reder)  adalah  seseorang  yang  mengusahakan kapal  untuk  pelayaran  di  laut  dengan  melakukan  sendiri  pelayaran  itu, ataupun  menyuruh  melakukannya  oleh  seorang  nahkoda  yang  bekerja padanya.   (Pasal   320   Kitab   Undang-undang   Hukum   Dagang).   Pada lazimnya  seorang  pengusaha  dalam  menjalankan  usahanya  mempunyai tujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnnya dengan biaya dan  tenaga  atau  modal  yang  sekecil-kecilnya.  Dalam  praktik  sering terjadi pemilik kapal menyewakan kapalnya pada orang lain yang akan bertindak sebagai pengusaha kapal, atau dapat juga menjalankan sendiri kapalnya dan ia bertindak sebagai nahkoda.
Awak kapal atau anak buah kapal
Anak buah kapal adalah semua orang yang berada dan bekerja di kapal  kecuali  nahkoda,  baik  sebagai  perwira  ,  bawahan  (kelasi)  atau supercargo   yang   tercantum  dalam   sijil   anak   buah   kapal   dan   telah menandatangani perjanjian kerja laut dengan perusahaan pelayaran.
Adapun  syarat-syarat  wajib  yang  harus  dipenuhi  untuk  dapat bekerja  sebagai  anak  buah  kapal  sesuai  dengan  Pasal  17  Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kepelautan, antara lain:
· memiliki   sertifikat   keahlian   pelaut   dan/   atau   sertifikat keterampilan  pelaut.
· berumur sekurang-kurangnya 18 tahun
· sehat  jasmani  dan  rohani  berdasarkan  hasil  pemeriksaan kesehatan yang khusus dilakukan untuk itu.
Tugas & Tanggung Jawab Agen Pelayaran
Sebuah agen kapal pelayaran adalah sebutan untuk orang atau badan yang bertanggung jawab untuk menangani pengiriman dan kargo di pelabuhan dan pelabuhan di seluruh dunia atas nama perusahaan pelayaran . Di beberapa bagian dunia , agen ini disebut sebagai agen atau calo pelabuhan kargo. Agen pelayaran akan cepat dan efisien mengurus semua tugas-tugas rutin dari perusahaan pelayaran . Mereka memastikan bahwa persediaan penting , transfer awak , dokumentasi bea cukai dan limbah deklarasi semua diatur dengan otoritas pelabuhan tanpa penundaan . Cukup sering , mereka juga menyediakan perusahaan pelayaran dengan update dan laporan kegiatan di pelabuhan tujuan sehingga perusahaan pelayaran harus up-to - menit informasi yang tersedia bagi mereka setiap saat , sementara barang dalam transit .
Agen pelayaran merujuk pada hubungan antara pemilik kapal, pengirim barang dan perwakilannya , dimana pemilik kapal, secara tersurat maupun tersirat memberi kewenangan agen untuk bekerja di bawah kekuasaannya dan atas namanya. Tanggung jawab / kompetensi serta remunerasi agen dapat secara eksplisit menandatangani kontrak yang telah disepakati antara dirinya dan pemilik kapal.
Tugas agen pelayaran juga dapat bervariasi. Misalnya, sebagai broker kargo dan menginformasikan pengirim dan penerima barang ketika akan bongkar muat akan dimulai . Dia akan menyusun daftar permintaan sesuai dengan pemesanan yang masuk dan memastikan bahwa departemen manifest mengumpulkan dokumen pengiriman (izin pengiriman, bill of lading) yang diperlukan untuk memulai operasi bongkar muat . Dokumen yang dikumpulkan juga dibandingkan dengan daftar permintaaan.
Tanggung jawab agen pengiriman meliputi :
Memastikan dermaga untuk kapal masuk
Mengatur pilot dan kapal tunda jika perlu
Menyusun dokumen untuk bea cukai dan jasa pelabuhan
Membantu master dalam membuat kontak yang diperlukan dengan otoritas lokal dan otoritas pelabuhan
Mengatur kapal yang diperlukan seperti air tawar dan kebutuhan kapal lainnya
Mengatur dokter diperlukan untuk kru bantuan medis
Mengatur bunker penyimpanan jika ini diperlukan
Mengatur perbaikan yang diperlukan
Menyampaikan instruksi ke dan dari pemilik kapal
Mengorganisir pasokan , transportasi dan penanganan barang
Mengorganisir kontak yang diperlukan dengan stevedores
Mengumpulkan kargo dan sewanya jika di perlukan
Menghubungi pengirim dan penerima barang
Dalam kasus kerusakan pada kargo atau kapal , agen pelayaran juga membuat pengaturan yang diperlukan (atas permintaan master kapal atau pemilik kapal) dengan perusahaan asuransi, dan untuk inspeksi bahari dan jasa ahli atau surveyor, dll.
Tugas-tugas tertentu dari agen pelayaran meliputi:
Menyediakan informasi yang diperlukan mengenai tarif angkut dan penerbitan daftar berlayar
Mencari kargo melalui pemberitahuan dan daftar berlayar
Pemesanan kargo dan akhir masa perjanjian
Menyusun, memulai dan memberikan dokumen yang diperlukan (daftar pemesanan, izin pengiriman, perintah pengiriman) terkait dengan kargo
Menghubungi pihak pengirim barang/ forwarder berkaitan dengan pengiriman barang
Memenuhi formalitas yang diperlukan mengenai pengiriman dan penerimaan barang (syahbandar, pabean dsb)
Pembenahan klaim kargo dengan perusahaan asuransi.
 
Untuk selengkapnya, mohon segera hubungi kami :

Office Phone     : (031) 99100099
Contact
 Person : Firmansyah 081230022829
E-mail                : ptkjsgresik@gmail.com

Rabu, 24 Oktober 2012

PORT CLEARANCE OUT





                                                                                       Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber
 
PORT CLEARANCE OUT

- Master Request (Permintaan Kebutuhan Kapal)
- Buku Kesehatan (Health Book)
- LKKK / LK3 (Laporan Kedatangan & Keberangkatan Kapal)
- Check List (Pemeriksaan Fisik Kapal)
- Master Sailing Declaration & RPT / RPK
- Stowage Plan & GM
- Immigration Clearance
- BL & Manifest
- SIB / SPB
  ETC

 


Untuk selengkapnya, mohon segera hubungi kami :

Office Phone     : (031) 99100099
Contact
 Person : Firmansyah 081230022829
E-mail                : ptkjsgresik@gmail.com

Senin, 27 Agustus 2012

CREW LIST & PENYIJILAN











                                                                                                                        Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber

CREW LIST & PENYIJILAN

- Crew List
- Buku Sijil
- Ijasah ( Certificate of Competency)
- Endorst/ Pengukuhan (Certificate of Endorsement)
- Buku Pelaut (Seaman's Book)
- SOU/ ORU (General Operator Certificate)
- Passport
   Etc


Untuk selengkapnya, mohon segera hubungi kami :

Office Phone     : (031) 99100099
Contact
 Person : Firmansyah 081230022829
E-mail                : ptkjsgresik@gmail.com

Jumat, 17 Agustus 2012

PENGURUSAN DOKUMEN







                                                                                                                           Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber



PENGURUSAN DOKUMEN

- Surat Laut/ Pas Besar (Port Registry)
- Surat Ukur (International Tonnage Certificate)
- Sertifikat Keselamatan Konstruksi Kapal Barang
- Sertifikat Keselamatan Perlengkapan Kapal Barang
- Sertifikat Keselamatan Radio Kapal Barang
- SK Perwira & Minimum Safe Manning Document
- Sertifikat Nasional Pencegahan Pencemaran Minyak (Marpol)
- Certificate of Class (Hull, Machinery & Load Line)
- SMC & DOC
- Deck & Engine Log Book
- Derating Certificate
- Izin Trayek (RPT / RPK)
- Sertifikat ILR (Inflatable Liferaft)
- Sertifikat PMK (Fire Extinguisher)
  Etc


Untuk selengkapnya, mohon segera hubungi kami :

Office Phone     : (031) 99100099
Contact
 Person : Firmansyah 081230022829
E-mail                : ptkjsgresik@gmail.com

PROSES PENYANDARAN






                                                                                                       Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber


PENYANDARAN

Prosedur Sandar dan Lepas Sandar Kapal Di Pelabuhan

 Setibanya kapal di dermaga pelabuhan ada Prosedur Sandar dan Lepas Sandar Kapal Di Pelabuhan yang harus di ikuti dan di terapkan,Semua itu harus mengikuti peraturan peraturan yang sudah ada dalam undang undang pelayaran.Dimana ada tehnik dan cara bagaimana sandar dan lepas sandar bila arus dari depan dan ombak dari arah laut dan banyak lagi aturan sandar yang sudah biasa anda lakukan harus menurut dan mengikuti Prosedur Sandar dan Lepas Sandar Kapal Di Pelabuhan.adapun contoh beberapa persiapan berikut ini.

 1. Semua instruksi diberikan dari anjungan navigasi
 2. Namun demikian perwira jaga harus melaporkan setiap situasi berbahaya yang timbul pada operasi penambatan
 3. 2Tromol/winch harus dihidupkan paling sedikit satu jam sebelum penambatan dimulai
 4. Pada waktu menerima atau melepaskan kapal tunda, isyarat yang jelas harus dimengerti dan diakui antara anjungan dan stasiun penambatan
 5. Seluruh operasi penambatan harus dilakukan di bawah tanggung jawab perwira
 6. Sebelum tiba, Mualim I harus memastikan seluruh stopper, tali penghantar, dan tali lainnya siap digunakan. Pelindung tikus harus pada tempatnya dan lengkap untuk tiap tali tambat
 7. Kirim hanya jumlah tali tambat yang dapat anda tangani pad suatu waktu. Jangan mengirim seluruh tali tambat pada waktu bersamaan pada waktu kapal sedang mendekati dermaga atau menyesuaikan posisinya
 8. Untuk mengatur posisi kapal, gunakan hanya satu tali spring dan tali tambat haluan atau buritan.
 9. Jangan mencampur beberapa jenis tali tambat tali, misalnya bila tali tambat haluan dari nilon, maka semua tali tambat haluan harus dari tali nylon dengan diameter yang sama

 Pemindahan Antar kapal (Ship to Ship Transfer)

 Prosedur yang harus diikuti dalam melakukan pemindahan antar kapal adalah :

 1. Tetapkan jalur komunikasi sebelum kapal bertemu
 2. Pastikan posisi, kecepatan dan arah pendekatan kesiapan perlengkapan dan kondisi kapal serta keadaan laut termasuk arus pasang surut, arus tinggi ombak dan alun
 3. Perbaharui kondisi laut dan cuaca secara berkala dan beritahu kapal lain yang akan melakukan pemindahan antar kapal
 4. Daprah dan tali penghantar harus siap
 5. Komunikasi antar kapal, di kapal sendiri dan awak deck harus jelas
 6. Jika memungkinkan, jangan melakukan pemindahan antar kapal pada malam hari.
 7. Dalam melakukan pemindahan antar kapal Perusahaan harus terus diberitahu
 8. Jangan mendekati kapal dengan menggunakan pasang/arus atau angin, melainkan harus selalu dari bawah angin dan melawan aarus. Jika tidak terdapat ruang yang cukup untuk olah gerak, minta kapal lain tersebut untuk berlabuh jangkar
 9. Isi Checklist Pemindahan antar kapal sebelum operasi dimulai

 Tali Mooring

Menurut kamus bahasa indonesia tros yaitu tali pengikat kapal di haluan dan buritan kapal-kapal sandar atau tambal di bui atau dadung kapal.
Penambatan (pengikatan) kapal di dermaga paling sedikit oleh empat tali yaitu tros muka (head line), tros belakang (stren line), spring muka (forespring) dan spring belakang (back spring). Kadang-kadang untuk kapal-kapal yang besar atau pada gelombang atau arus/angin besar ditambahkan tros melintang. Hanya harus diingat agar tali-tali itu sama kencangnya.
Hubungan tros kedarat/dermaga umumnya dilakukan dengan tali buangan. Tali buangan dibuat dari tali manila atau misal dimana ujungnya diberi kantong pasir atau sebuah simpul tali sebagai
pemberat. Pada akhir-akhir ini tali buangan dibuat dari nilon karena kecuali ringan juga jarang membelit dan lebih kuat. Pada saat kapal mendekati dermaga maka dilemparkan tali buangan dari kapal ke dermaga. Setelah ujung tali buangan sampai didarat maka ujung tali buangan yang berada dikapal diikatkan pada tali tros.
Didarat orang menarik tali buangan dan bersamaan dengan itu kapal diarea (diukir). Jika ujung mata tali tros itu sampai didarat maka dimasukan kedalam bolder dan dari kapal tali tros tersebut di hibob (ditarik). Apabila kebetulan bolder (didermaga) yang akan digunakan telah dipakai oleh kapal lain, maka tali tros tersebut dimasukan dibawah mata dari tali tros kapal lain itu, kemudian baru dipasang di bolder. Cara ini dimaksudkan untuk mempermudah melepaskan tros oleh kapal yang terdahulu berangkat.
Setelah tali tros cukup kencang maka penarikan di stroper dan dengan cepat dilepaskan lingkarannya dari split penggulung (capstan atau warping wich), kemudian dibelitkan secara menyilang dibolder. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan cepat karena fungsi stopper pada saat itu hanya untuk menahan tros, yang kencang untuk sementara saja.
Umumnya kapal-kapal besar bersandar dengan mendapat bantuan kapal tunda. Kalau tidak ada kapal tunda gerakan harus dibuat sedemikian rupa sampai dekat dengan dermaga. Umumnya gerakannya dilakukan sedemikian: Kapal mendekati dermaga dengan membentuk sudut dan kecepatan kecil, setelah pada jarak yang cukup tros depan dikirim ke darat dengan pertolongan tali buangan. Pada posisi 2, mesin mundur setengah, kemudi diatur hingga buritan akan kekiri dan tros belakang dilempar kedarat dengan pertolongan tali buangan. Pada posisi 3, mesin stop, tros muka dihibob (ditarik) menurut kebutuhan hingga haluan akan bergerak kedarat sedang buritan akan menjauh kelaut. Sewaktu tali belakang kencang maka titik putarnya berpindah dimana tali belakangnya terikat, sehingga timbul tegangan samping yang cukup berat. Kemudian tros belakang dihibob bergantian dengan tros depan, agar pada waktu menghibob tali-tali ini, kapal tidak menggeser kemuka maupun kebelakang, maka dikirimkan spring muka dan belakang dan dipasang dibolder didarat.

  

Jangkar

 

Pengaturan Jangkar di gunakan untuk berlabuh jangkar dan juga membantu pada saat kapal sandar dan lepas sandar. Pada kapal modern pada umumnya dilengkapi dengan dua jangkar yang berada di haluan. Susunannya anchor arrangement adalah sebagai berikut : 

1. Anchor windlass : untuk heave up dan slack away chain cable 

2. Anchor cable (chain cable): menghubungkan jangkardan windlass serta cable clane 

3. Bow Stopper : menahan anchor dan chain cable 

4. Hawsepipe : tempat /jalur keluarnya anchor dan chain cable 

5. Anchor : menancapkan pada dasar laut 

6. Chain locker : tempat menyimpan chain cable 

7. Cable clane : tempat mengikat ujung chain cable didalam chain locker


 
                                                                                          Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber

Untuk selengkapnya, mohon segera hubungi kami :

Office Phone     : (031) 99100099
Contact
 Person : Firmansyah 081230022829
E-mail                : ptkjsgresik@gmail.com

Kamis, 09 Agustus 2012

PENUNJUKAN KEAGENAN & CLEARANCE IN (DOKUMEN)










                                                                                                                           Nb : Gambar di olah dari berbagai sumber

CLEARANCE IN (DOKUMEN)
Prosedur Sandar dan Lepas Sandar Kapal Di Pelabuhan :

- Pengajuan Memorandum Pemeriksaan Dokumen Kapal
- PKK (Pemberitahuan Kedatangan Kapal) & Izin Gerak Syahbandar
- Pengajuan 1A (Warkat Dana) Pelindo


Untuk selengkapnya, mohon segera hubungi kami :

Office Phone     : (031) 99100099
Contact
 Person : Firmansyah 081230022829
E-mail                : ptkjsgresik@gmail.com